I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Biologi
perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke
alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi dan akhirnya mengalami
kematian secara alami atau oleh karena faktor lain. Pengetahuan itu akan
menguraikan tentang aspek-aspek biologi individu dari spesies ikan. Sehingga
pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami
pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan spesies
ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya.
Masukan ini
dapat diserahkan kepada Pemerintah yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk
membuat keputusan atau aturan terkait. Dengan demikian dapat berkontribusi
dalam pengembangan perikanan di Indonesia.
Oleh karena itu sangat diperlukan
pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan sehingga
membantu mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan dan biologi
perikanan untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi dan
memijah, kapan mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa telur
yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum matang
gonad dengan yang sudah matang gonad, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah
dewasa dan ikan yang belum bereproduksi dengan yang sudah.
B. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami
aspek pertumbuhan ikan dengan mempelajari hubungan antara panjang dan berat
ikan.
2. Memahami
aspek kebiasaan makan ikan dengan pengukuran panjang saluran pencernaan ikan
dan membandingkannya dengan panjang total ikan.
3. Pengamatan
morfologi ikan yang meliputi pengukuran panjang, berat dan bentuk ikan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai
nilai konsumsi cukup tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan
warna putih kehitaman atau kemerahan. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan
danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di
lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang beriklim dingin,
ikan nila tidak dapat hidup baik (Sugiarto,
1988).
Ikan nila (Oreochromis
niloticus) disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal
seperti daging ikan kakap merah (Sumantadinata,
1981).
Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila
biasa, nila merah (nirah) dan nila albino (Sugiarto, 1988).
Menurut Saanin
(1984), ikan nila (Oreochromis
niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis
niloticus
Morfologi ikan nila (Oreochromis
niloticus) menurut Saanin (1968),
mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan
dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip
punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (oreochormis niloticus)
dapat hidup diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip
perut, sirip dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila
memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral
fin) sirip perut (ventral fin), sirip 3anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal
fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian
atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara
itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
Habitat Dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila Ikan nila merupakan
ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar, terkadang ikan nila juga ditemukan
hidup di perairan yang agak asin (payau). Ikan nila dikenal sebagai ikan yang
bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar). Ikan nila
mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam,
sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi masalah sebagai spesies invasif pada
habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah beriklim sedang karena
ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu
di bawah 21 ° C (Harrysu, 2012).
Menurut Mudjiman(2001), Ikan Nila (oreochormisniloticus) adalah termasuk campuran ikan
pemakan campuran(omnivora). Ikan nila mempunyai kemampuan tumbuh secara normal
pada kisaran suhu 14-38°C dengan suhu optimum bagi pertumbuhan dan
perkembangannya yaitu 25-30°C. Pada suhu 14°C atau pada suhu tinggi 38°C
pertumbuhan ikan nila akan terganggu. Pada suhu 6°C atau 42°C ikan nila akan
mengalami kematian. Kandungan oksigen yang baik bagi 4 pertumbuhan ikan nila
minimal 4mg/L, kandungan karbondioksida kurang dari 5mg/L dengan derajat
keasaman (pH) berkisar 5-9 (Amri, 2003). Menurut Santoso (1996), pH optimum
bagi pertumbuhannila yaitu antara 7-8 dan warna di sekujur tubuh ikan
dipengaruhi lingkungan hidupnya. Bila dibudidayakan di jaring terapung
(perairan dalam) warna ikan lebih hitam atau gelap dibandingkan dengan ikan
yang dibudidayakan di kolam (perairan dangkal). Pada perairan alam dan dalam
sistem pemeliharaan ikan, konsentrasi karbondioksida diperlukan untuk proses fotosintesis
oleh tanaman air. Nilai CO2 ditentukan antara lain oleh pH dan suhu. Jumlah CO2
di dalam perairan yang bertambah akan menekan aktivitaspernapasan ikan dan
menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin sehingga dapat membuat ikan menjadi
stress. Kandungan CO2 dalam air untuk kegiatan pembesaran nila sebaiknya kurang
dari 15 mg/liter (Sucipto dan
Prihartono, 2005).
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada
ovarium ikan betina yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada
waktu memijah. Pengetahuan tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan
sangatlah penting artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva atau
benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada waktu mijah sedangkan
dibidang biologi perikanan untuk memprediksikan berapa jumlah stok
suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan. Pada umumnya terdapat
hubungan antara fekunditas dengan ukuran berat,panjang,umur dan cara
penjagaan(paramental care)serta ukuran butir telur.Semakin berat atau panjang
badan ikan dan semakin tua umurnya maka fekunditas makin tinggi.Fekunditasnya
juga akan relatif berbeda antara individu-individu meskipun masih tergolong
dalam satu spesies.Pada ikan-ikan yang mempunyai sepasang ovarium,kemungkinan
besar akan terdapat perbedaan jumlah telur yang terdapat pada ovarium yang
sebelah kanan dengan yang sebelah kiri (Ichsan
effendie,1979).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 November 2016 pukul 09.00-11.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Iktiologi Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum kali ini, yaitu :
Tabel
1. Alat yang digunakan dalam praktikum
No.
|
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Pisau/cutter
|
Berguna
untuk membedah ikan.
|
2.
|
Gabus
|
Berguna
sebagai alas pada saat meneliti ikan.
|
3.
|
Penggaris/mistar
|
Berguna
untuk mengukur panjang, tinggi, lebar ikan dsb.
|
4.
|
Alat
tulis
|
Berguna
untuk mencatat data yang diperoleh saat melakukan praktikum.
|
5.
|
Mikroskop
|
Berguna
untuk mengamati sisik dan lambung ikan.
|
6.
|
Tisu
gulung
|
Berguna
untuk membersihkan semua peralatan dsb.
|
7.
|
Timbangan
Tripple Beam Balance
|
Untuk
menimbang ikan, agar dapat mengetahui berat ikan tersebut.
|
8.
|
Nampan
|
Berguna
untuk tempat menuruh ikan.
|
Bahan yang
dipakai dalam praktikum ini, yaitu :
Tabel
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian
No.
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Gonad Ikan Nila (Oreochoromis
niloticus)
|
Berguna
untuk penelitian biologi perikanan
|
2
|
Ikan Nila (oreochormis niloticus)
|
Berguna
untuk penelitian biologi perikanan
|
C. Prosedur kerja
I. Prosedur
kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Masing-masing mahasiswa mengambil ikan yang
akan dipraktikkan (jenis ikannya apa)
2. Lakukan
pengukuran terhadap berat dan panjang ikan.
3. Ambil
sisik ikan tersebut pada bagian punggung atas sebanyak 5 buah untuk menentukan
jenisnya. Kemudian amati dibawah mikroskop
4. Lakukan
pembedahan pada ikan yang dimulai dari kepala sampai menuju bagian punggung
atas sehingga ikan terbentuk seperti kupu-kupu
5. Gambar
semua isi perut ikan
6. Ambil
bagian gonad ikan dan ambil telurnya bagi ikan yang matang gonad. Kemudian
amati bagaimana TKG nya dengan menggunakan metode Kesteven
7. Ambil
lambung ikan, kemudian pada bagian ujungnya diikat dengan benang supaya isi
dari lambung tidak keluar dan diberi label.
8. Masukkan
lambung tersebut kedalam wadah yang sudah diisi formalin 10%.
II. Menghitung
Fekunditas
1. Ambil
telur ikan
2.
Lakukan
pengukuran terhadap diameter telur pada bagian ujung atas, tengah dan bawah.
Kemudian hasilnya dirata-ratakan
III. Menganalisis
TKG Ikan
1.
Ambil bagian dari gonad ikan
2. Lakukan
pengamatan dengan cara membandingkan dengan TKG menurut Kesteven
IV. Mengetahui
Jenis Makanan yang Ada Didalam Lambung Ikan
1.
Ambil lambung ikan, kemudian buka isi
lambungnya dengan cara membasahi isi lambung tersebut dengan air agar mudah
mengambil isi lambungnya.
2. Taruh
isi lambung tersebut di atas kaca yang sudah disediakan kemudian diamati dibawah
mikroskop.
Caranya adalah sebagai berikut : semua organisme yang terlihat dibawah
mikroskop kemudian di gambardi atas kertas gambar di atas kertas gambar
kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
|
Gambar 1. Ikan nila (Saratharaodon
nilaticus) secara utuh.
Keterangan :
1.
Mulut
2.
Mata
3.
Hidung
4.
Anus
5.
Linea
lateralis
6.
Sirip punggung (Dorsal
fin)
7.
Sirip ekor (Caudal
fin)
8.
Sirip dubur (Anal fin)
9.
Sirip perut (Ventral
fin)
10. Sirip
dada (Pektoral
fin)
11. Operculum
|
Gambar 2. Ikan nila (Saratharaodon nilaticus) beserta
ukurannya
Keterangan :
A
= Panjang total = 14,5 cm.
B
= Panjang baku = 12,5 cm.
Berat
ikan = 20 ons.
|
Gambar
3. Organ Dalam Ikan nila (Saratharaodon
nilaticus)
Keterangan :
1.
Ginjal 5. Gelembung renang
2.
Lambung 6. Hati
3.
Usus 7. Jantung
4.
Empedu
|
Gambar
4. Usus Ikan nila (Saratharaodon
nilaticus)
|
Gambar 5. Sisik Ikan nila (Saratharaodon nilaticus)
Tabel 3.
Perhitungan hasil pengamatan
No.
|
Nama Ikan
|
Berat Badan
|
Panjang Total
|
Panjang Baku
|
Lebar
|
Panjang Usus
|
3.
|
Ikan Nila
|
20 ons
|
14,5 cm
|
12,5 cm
|
3,8 cm
|
24,5 cm
|
● Fekunditas
Fekunditas Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
a) Panjang telur bagian kanan 3,5 cm->
35mm
- 1 cm -> 10 biji telur (1 biji telur
= 0,1 mm)
- 35 x 10 biji telur = 350 biji telur/ 1
telur
Jadi, pada bagian kanan telur terdapat
350 biji telur.
b) panjang telur bagian kiri 5 cm ->
50 mm
- 50 x 10 biji telur = 500 biji telur /
1 telur
Jadi, sepasang telur Ikan Nila (Oreochromis niloticus) terdapat sekitar
= 850 butir biji telur.
· Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
IKG = Bg : Bt x
100%
Dimana : IKG =
Indeks Kematangan Gonad.
Bg =
Berat gonad dalam gram
Bt = Berat tubuh dalam gram
Diketahui : Panjang gonad keseluruhan 8,5 : 3 = 2,83 cm
ukuran
1 cm I. 12 butir telur
ukuran 1 cm II. 10 butir
telur
ukuran 1 cm III. 12 butir
telur
4.2. Pembahasan
Ikan Nila (Saratharaodon nilaticus)
a) Klasifikasi
dan morfologi
Ikan
nila merupakan jenis ikan air tawar yang hampir menyerupai ikan mas, ikan nilai
ini berasal dari Afrika bagian timur di perairan sungai Nil, danau Tangiya
Nigeria. Jenis ikan ini pada awal perkembangan termasuk kedalam kelompok Tilapia
( Saratharaodon nilaticu ). Ikan nila masuk kedalam famili Cichilidae
dengan ordo percomorphi yang memiliki tulang belakang. Selain itu, ikan nila memiliki bentuk pipih, punggung tinggi, pada bagian
badan dan sirip ekor di temukan garis lurus (vertikal) serta juga mempunyai
sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang. Secara sistematisnya ikan nila
ini dapat diklasifikasi dan taksonomikan sebagai berikut :
Menurut Saanin, 1984 ikan nila ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichyes
Sub Kelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis nilaticus
Ikan nila dapat di morfologikan berdasarkan bentuk fisiologis yaitu
memiliki bentuk tubuh bulat pipih, pungung agak tinggi, badan, sirip ekor dan
sirip punggung terdapat garis lurus memanjang. Ikan ini memiliki lima buah
sirip yaitu sirip punggung, sirip data, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor.
Dengan adanya sirip tersebut sangat membantu pergerakan ikan nila semakin
cepat di perairan air tawar.
Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah memiliki
warna tubuh hitam dan agak keputihan. Bagian tubuh insang bewarna putih,
sedangkan ikan lokal memiliki warna kekuninang. Sisik ikan nila memiliki
ukuran besar, kasar dan tersusun dengan rapi. Bagian kepala pada ikan ini
memiliki ukuran relatif kecil dibandingkan dengan mulut yang berada pada bagian
ujung kepala serta memiliki mata yang besar. Sedangkan pada ikan yang digunakan
pada praktikum kali ini ini mempunyai panjang total 14,5 cm, panjang baku 12,5 cm, lebar 3,8 dan
berat badannya 20 gram.
b)
Kebiasaan makanan dan organ dalam pada
ikan nila
Pada saat praktikum dapat dilihat bahwa panjang
saluran pencernaan pada ikan nila lebih panjang berkali-kali lipat dari panjang
tubuhnya ini karena makanan ikan nilai yaitu tumbuhan dan jenis-jenis plankton.
Ini sesuai dengan literatur Masari (2008) yang menyatakan bahwa Kebiasaaan makanan ikan dapat ditentukan dari perbandingan panjang saluran
pencernaannya dengan panjang total tubuhnya Ikan herbivore memiliki saluran pencernaan yang panjang dan berkali
lipat dibandingkan panjang tubuhnya dan secara sederhana hanya memiliki
kemampuan untuk mencerna material tumbuhan, oleh karena itu ikan herbivora
memiliki usus yang lebih panjang karena material tumbuhan memerlukan waktu yang
lama untuk dicerna. Sedangkan dengan ikan
karnivora memiliki usus yang lebih pendek dan hanya memakan daging. Ikan omnivora
memiliki kondisi fisiologis yang merupakan gabungan antara ikan
karnivora dan ikan herbivora ikan omnivora memiliki panjang saluran
pencernaan yang sedang dan hampir
sama dengan panjang tubuhnya, sedangkan ikan karnivora memiliki panjang saluran pencernaan yang lebih pendek
dibandingkan dengan panjang totalnya
(Masari, 2008).
Ikan Nila
memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping dan relative pipih. Sisinya besar
dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat sisi terputus-putus di bagian tengah badan
ikan. Warna sisik abu-abu kecoklatan (nila hitam) dan putih atau merah (nila
merah). Posisi mulut terletak di ujung mulut dan terminal. Pada sirip punggung
terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan garis-garis vertical yang
bulat dan berwarna kemerahan. (Suyanto, 1993).
a.
Fekonditas ikan nila
Ikan nila jantan dan betina memiliki perkzimbangan gonad mulai ketika
beratnya mencapai 90 g atau panjang badan total Iebih dari 200 mm. Matang gonad
ikan nila betina diperkirakan pada berat Iebih dari 100 g. Pada umur berapa
ikan nila mencapai ukuran tersebut belum dapat dipastikan. Memelihara ikan nila di kolam, ukuran 90 g dapat dicapai
selama 4 - 6 bulan. Perbandingan antara gonad yang belum matang (TKG l) dan
gonad yang matang (TKG IV)
Fekunditas ikan Nila berada pada rentangan 1.365 -
160.235 butir.Seperti bahwa fekunditas dipengaruhi oleh ukuran ikan (panjang
dan berat) dan umur.Ikan yang berukuran besar cenderung memiliki fekunditas
Iebih besar dari pada ikan yang berukuran kecil. Fekunditas yang terbesar
adalah 160.235 butir yang terdapat pada ikan baung yang memiliki berat tubuh 2.752 g dan berat gonad
224 g.
Ikan
Nila (Oreochromis niloticus), maka
dapat dilakukan cara perhitungan dengan metode Van Bayer, dimana metode ini
didasarkan pada penentuan jumlah telur keseluruhan dan disusun pada garis
sepanjang 1 cm maka telur yang memenuhi yaitu sebanyak 12, Pada bagian kanan telur terdapat 350 biji telur dan
sepasang telur ikan Nila (Oreochromis niloticus) terdapat
sekitar 850 butir telur.
Fekunditas juga dapat dipengaruhi oleh fekunditas telur Pada umumnya,
ikan yang berdiameter telur 0,8 - 1,1 mempunyai fekunditas 100.000-300.000
butir/kg berat ikan. lkan nila mempunyai fekunditas lebih kecil daripada jumlah
tersebut, yakni sekitar 60.000 butir/kg berat tubuh.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan
laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil pengamatan
morfologi Ikan Nila (Saratharaodon
nilaticus) diketahui panjang total tubuh 14,5 cm,
panjang baku tubuh 12,5 cm
dan berat 20 gram, memilki bentuk sisik scenoid..
2. Panjang
usus Ikan
Nila (Saratharaodon nilaticus), hasil dari panjang usus yaitu 28,5 cm.
3. Menghitung
Fekunditas telur Ikan Nila (Saratharaodon
nilaticus) dengan menggunakan metode Van Bayer adalah hasil perkalian
antara diameter telur dengan dengan volume telur. Diameter telur erat kaitannya
dengan fekunditas semakin kecil diameter telur maka semakin besar
fekunditasnya, dan sebaliknya. Menggunakan ikan nila (Saratharaodon
nilaticus) karena
ikan yang kami buat Praktikum termasuk jenis ikan jantan sehingga tidak bisa
dihitung nilai Fekunditasnya.
B. Saran
Sebaiknya
dipraktikum selanjutnya harus di siapkan dari jauh-jauh hari agar pelaksanaan
praktikumnya berjalan dengan lancar, dan tempat untuk praktikumnya sebaiknya di
ruangan semua agar saat berjalannya pratikum terlihat rapi. Alat praktikum juga harus di
perbanyak dan di lengkapi. Agar menunjang kenyamanan bagi mahasiswa untuk
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto,
1988. Kualitas
Ikan Nila. Graha Ilmu: Jakarta
Sumantadinata, 1981.Struktur Tubuh Ikan
Nila: Yogyakarta
Indhie. 2009. Ikan Nila. http://indhie.wordpress.com
Putra,
adriansyah, 2010. Macam-macam sisik ikan nila. Graha Ilmu: Jakarta
Harrysu,
2012. Budidaya Ikan Nila. Kasinius:
Yogyakarta
Karmila, Muslim, Elfachmi, 2012. Analisis Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nila
(Saratharaodon nilaticus) Di perairan Rawa banjir
Desa Pulokerto Kecamatan Gandus Kota Palembang. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan. Vol (1) : No
1-Juli 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar